Jumat, 21 Oktober 2011

Pemecahan Masalah Ekonomi melalui Pendekatan Disipliner dan Multidisipliner


Persoalan ekonomi manusia sebenarnya telah tumbuh berkembang bersamaan dengan umur manusia di dunia, demikian juga upaya untuk memecahkannya, tidak hanya untuk mempertemukan kedua tujuan itu, tetapi membuat kehidupan lebih nyaman dan mendorong kekuatan mereka terwujud berdasarkan visi mereka. Apa yang dikonsumsi, bagaimana memproduksi, dan bagaimana mendistribusikan ?. Persoalan-persoalan ini tetap menjadi isu utama selama perjuangan manusia di sepanjang kehidupannya, baik yang terekam oleh sejarah maupun tidak.
Ekonofisika salah satu perspektif untuk memecahkan masalah Indonesia karna dapat memberikan gambaran dan prediksi di masa sekarang dan mendatang dengan menggunakan data dan hasil penelitian interaksi-interaksi antar lembaga ekonomi. Data dianalisis dengan menggunakan teori sistem non linear atau sistem kompleks.serta dapat menggambarkan dan memprediksi masalah korupsi, kemiskinan, sistem pemilu yang adil, hutang negara, dan pendidikan. Berdasarkan hasil simulasi perspektif ekonofisika, langkah yang paling efektif mengurangi korupsi bukan menaikkan gaji pegawai hingga sangat tinggi, tetapi efek jera.
Pendekatan Interdisipliner, Pendekatan Multidispliner.
Karena subsistem masalah sosial banyak jumlahnya, kita harus menggunakan disiplin ilmu sosial yang juga lebih dari satu. Dengan demikian, kita gunakan disiplin ilmu sosial yang sesuai dengan jumlah subsistem masalah yang kita analisa dan kita kaji, disebut pendekatan interdisipliner.Pendekatan ini, masalah sosial didekati, dianalisa dan dikaji dari berbagai disiplin ilmu sosial secara serentak dalam waktu yang sama. Masalah sosial yang kompleks sesuai dengan subsistem masalahnya diunngkapkan dari berbagai disiplin akademis seperti : Sosiologi, Ekonomi, Antropologi, Politik, Geografi, Psikologi, Sejarah dst, bahkan mungkin dari disiplin akademis diluar ilmu sosial. Secara tuntas, lugas dan mendalam, antara pendekatan sistem dengan pendekatan interdisipiner masalah sosial, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pendekatan sistem yang menggunakan disiplin akademis yang jamak, disebut pendekatan interdisipliner. Sebaliknya pendekatan interdisipliner yang menetapkan suatu masalah yang sedang didekati dan sedang dianalisa sebagai suatu sistem disebut pendekatan sistem.
Mengingat pendekatan sistem yang sekaligus juga pendekatan interdisipliner yang menggunakan disiplin akademis yang jamak. Pendekatan ini dapat pula disebut sebagai pendekatan multidisipliner. Jadi, pendekatannya pada hakekatnya sama. Ditinjau dari hakekatnya,pendekatan tadi tidak asing bagi manusia, karena berdasarkan cara berfikir manusia yang multidimensional dalam mengevaluasi suatu gejala atau masalah. Dalam mengkaji masalah sosial yang kompleks melalui pendekatan interdisipliner atau pendekatan sistem, perlu memiliki kemampuan interdisipliner dan sistem. Kemampuan tsb baik yang ada dalam diri kita, maupun kerjasama dengan berbagai keahlian dari berbagai bidang keilmuan.
A.    .    Pendekatan Monodisiplin
Pendekatan monodisiplin atau pendekatan struktur adalah suatu pendekatan yang bahan pelajaran diorganisasi atau bertitik tolak murni berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan tanpa mempertaukan atau memfusikan dengan cabang ilmu lainnya. Jadi, misalnya pelajaran sejarah khusus sejarah saja tanpa mempertautkan dengan ilmu lain dalam rumpun bidang studi ilmu sosial/IPS.
B.     Pendekatan Multi dan Interdisiplin (Integrated Approach)
Pendekatan multi dan interdisiplin sebagai pendekatan yang bersifat integratif (terpadu) merupakan pendekatan suatu konsep dari suatu cabang ilmu atau tema yang bahannya diorganisasi dari berbagai cabang ilmu sosial secara terpadu. Misalnya transmigrasi sebagai konsep geografi, materinya diisi oleh geografi sebagai materi kunci (key subject), ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Dalam transmigrasi tersebut yang perlu diuraikan misalnya bagaimana keadaan lokasinya, keadaan tanah, keadaan perairan (konsep geografi), kemudian dipadukan dengan keadaan ekonomi di daerah baru dan di daerah lama (konsep ekonomi). Bagaimana terjadinya transmigrasi (konsep sejarah) dan bagaimana keadaan masyarakat baik di daerah baru maupun di daerah lama (konsep sosiologi). Semua itu terpadu menjadi suatu bahan pelajaran yang bulat/utuh dan tidak merupakan cerita bersambung bidang demi bidang baik dilihat dari segi tingkat kesulitan (sequence) maupun kepentingannya. Selanjutnya, dalam pendekatan interdisiplin, suatu konsep dari ilmu sosial atau suatu topik disoroti oleh berbagai ilmu sosial atau ilmu bantu lainnya, misalnya IPA, agama, PKn, dan sebagainya sehingga siswa dan siswi melihat masalah itu lengkap dari berbagai sudut.  konsep/topik itu tetapi mempunyai pusat telaah sehingga sorotan dari ilmu lain bersifat sebagai suplemen atau pelengkap. Misalnya konsep/topik bunga modal sebagai konsep dari bidang ekonomi. Konsep ini tidak hanya diuraikan murni dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi ilmu yang lain. Namun, ekonomi tetap sebagai pusat telaah (key subject), kemudian dapat diinterdisiplinerkan dengan agama (hukum rentenir), hukum (peraturan bunga), sosiologi (renten menurut masyaarakat) dan sebagainya.
Ø  Pendekatan multi dan interdisiplin ini sangat cocok dilaksanakan di tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) dengan alasan sebagai berikut.

a.       Siswa dan siswi belum memerlukan ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan secara sistematis dan logis karena untuk itu dibutuhkan terlebih dahulu kematangan intelektual.
b.      Dibutuhkan bahan pelajaran yang berorientasi pada area of living seperti
 kewarganegaraan, kesehatan, dan efisiensi kerja.

·         Interdisipliner (dalam arti sempit)
Pendekatan Interdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Yang dimaksug serumpun yakni ilmu-ilmu yang berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK), ilmu-ilmu sosial (IIS), dan ilmu-ilmu budaya (IIB).Misalnya masalah lumpur di Sidoarjo bila di pecahkan melalui rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK) maka menggunkan ilmu Geologi, Vulkanologi, Pertambangan, fisika,kimia , arsitektur dan Geodesi. Lalu akan ditemukan cara pemecahan masalah lumpur Sidoarjo secara tepat.
·         Pendekatan Multidisipliner (dalam arti sempit)
Pendekatan Multidisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu maslah dengan menggunakan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan yang digunakan adlah ilmu-ilmu Kealaman (IIK), ilmu-ilmu Sosial (IIS), atau Ilmu-ilmu Budaya (IIB).Contoh masalah lumpur Sidoarjo (Lapindo), penyelesaiaan masalahnya melalui berbagai disiplin ilmu mulai dari Ekonomi, Pisikologi, Geografi, Geologi, Pertambangan, Arsitektur dan lain-lain
C.     Pendekatan Transdisipliner
Pendekatan Transdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal dari orang yang memecahkan masalah tersebut.
Biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya bisa menggunakan satu ilmu saja diluar keahliannya.Sebgai contoh dokter mencari solusi pencegahan flu burung dengan menggunakan ilmu kedokteran serta ilmu biologi.
D.    Pendekatan Krossdisipliner
Adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan
Menurut penelitian multi disiplin, tindakan-tindakan sosial dan  perilaku manusia dalam membuat keputusan-keputusan besar (misalnya keputusan untuk membeli saham, membeli rumah, menikah, bahkan keputusan seorang pemimpin negara untuk memulai perang) maupun keputusan yang didasari spontanitas (misalnya gerak refleks, memuntahkan makanan yang dirasakan terlalu pedas, berteriak saat mendapatkan kejutan, tersenyum saat melihat dan merasakan sesuatu yang indah) merupakan suatu yang dapat diramalkan secara eksak. Penelitian-penelitian tentang jaringan otak manusia menunjukkan bahwa semua keputusan yang dibuat oleh manusia sudah direncanakan sebelumnya oleh sel-sel otak. Ini berarti bahwa jauh sebelum manusia itu memutuskan untuk melakukan suatu gerak refleks seperti berteriak saat mendapatkan kejutan, sel-sel otak sudah menyusun sistem yang mempersiapkan dan kemudian mendorong manusia untuk mengambil keputusan untuk berteriak. Jangka waktu antara pertama kali sel otak mulai bekerja menyusun sistem tersebut dengan titik saat keputusan itu dibuat dapat dihitung secara eksak.
Dengan menghitung secara eksak  perilaku manusia yang kompleks itu maka suatu saat kita dapat meramalkan kapan seorang pialang saham  memutuskan untuk menjual semua asetnya,  kapan seorang akan berubah menjadi teroris dan menyerang suatu negara, dan  kapan seorang pejabat pemerintahan akan melakukan korupsi. Memang  kemajuan teknologi manusia saat ini belum sampai pada tahap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tetapi langkah awal untuk menuju ke sana sudah dimulai. Dan SFI sebagai salah satu pionir terus melaju merombak tradisi, melawan berbagai kritikan dan menunjukkan bahwa pendekatan multi disiplin inilah yang dapat membantu memecahkan banyak  masalah di dunia ini.